Ini adalah segala hal tentang Aku dan sekitarku, aku adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara, lahir di sebuah desa kecil,lebih kurang 20 tahun yang lalu,lahir pada waktu ketika bapak-bapak dan pemuda-pemuda penduduk desa sedang sibuk dengan aktifitas mereka disawah dan ladang, pada waktu ibu-ibu penduduk kampung sedang tawar menawar dipasar, yaitu ketika matahari sedang naik segalah, ketika sapi dan domba dan bermcam ternak dibawa ke sawah dan ladang, ketika bajak pak petani di tarik oleh sapi-sapi mereka yang gemuk dan besar, ya seperti itu kira-kira sedikit deskripsi kecil tentang suasana desaku ketika aku baru dilahirkan . mengenai desaku, desa itu letaknya sekitar 4 km dari pantai utara jawa berada diwilayah teritori kabupaten tuban nama desaku adalah Merkawang.
kakek buyutku adalah seorang demang pada masa lalu semacam kepala desa atau lurah kalau pada saat sekarang, ayahku seorang luar biasa yang bijaksana dan sabar, seorang yang memberiku penyemangat yang setiap waktu menyebut namaku dalam doa-doanya, setiap helai nafas beliau menyayangiku sengan segenap jiwa raga hati dan dalam setiap tets air mata beliau yang tak pernah keluar aku selalu mencintai beliau. Ibuku seorang bijaksana yang salalu menyayangiku disetiap detik beliau selalu memikirkan tentang diriku yang bisa dikatakan sangat manja. pernah aku menangis semalam ketika habis jatuh dari motor, beliau mengusap lembut rambutku sambil berbisik," besuk pasti sembuh nak..." ibu penyemangatku dalam doa doanya selalu ada namaku dalam setiap helai nafasnya.. aku sayang ibu melebihi apapun.
ketika aku duduk di bangku sekolah dasar aku paling menonjol dari teman-temanku yang lain, aku selalu mendapat nilai bagus dan peringkat pertama mulai dari kelas satu sampai enam, juga tentang keminderanku, salah satu sifat yang ingin kubuang
jauh dariku, dan akhirnya lambat laun aku bisa sedikit demi sedikit bisa membuangnya dengan konseling yang diberikan ayah secara pribadi kepadaku, setiap pulang sekolah aku selalu menyempatkan membaca cerpen yang kupinjam dari perpustakaan sekolah, sepulang dari sekolah aku lebih suka membaca cerpen daripada pelajaran sekolah. aku selalu membyangkan berperan jadi tokoh Protagonis dalam setiap cerpen yang kubaca, cerpen yang paling berkesan sampai sekarang adalah, Jaan tak jadi hilang, pak pincang, The Adventure Of Tom sawyer, Matahari bersinar dari ufuk timur, penakluk penakluk dunia, ikut sang surya keliling dunia, langkah dan pertemuan, dan ada satu cerpen yang memberiku motivasi untuk maju, yaitu hutan masa depan, dan masih banyak kisah yang menarik untuk disimak dan dimaknai lebih dalam yang kuresapi sampai sekarang. aku ingat waktu itu di atas pohon jambu, depan rumah, kubaca buku sambil menikmati buahnya, masa itu masa-masa pahit yang indah, masa penuh gejolak dan pergolakan yang masih bisa kunikmati dengan keindahan dan senyuman, tak akan kutulis kepedihan karena aku lebih suka menulis kebahagiaan, bagiku kepedihan hanya akan membawa arus pikiran bathin kearah yang tidak baik untuk kondisi psikis. ada satu agenda menarik ketika hari libur sekolah, ada sebatang pohon dekat sekolah Madrasah di ujung kampung, yang selalu ramai dikelilingi aku dan kawan -kawan, pohon itu pohon buah juwet, kesukaan kami, buahnya manis ketika sudah menghitam dan sepet ketika masih berwarna merah, buah itu seolah jadi jajanan pokok setiap pulang dari sekolah atau ketika hari libur, agenda berikutnya setelah kenyang dengan juwet adalah main bola, olah raga yang paling kusukai sejak kecil bahkan sempat bermimpi ingin menjadi del piero dan michel owen pada waktu itu masih muda dan disegani. aku bahkan dulu aku pernah menciptakan gol seperti yang dibuat michel owen pada piala dunia 1998 ketika melawan argentina owen melewati 7 pemain belakang argentina duel argentina kontra inggris selalu di analogikan dengan perebutan pulau malvinas, aku juga demikian melewati kawan-kawanku seolah aku seperti owen yang menceploskan gol kegawang carlos roa pada waktu itu setelah melewati pemain belakang argentina.
Ketika masuk bangku Tsanawiyah, aku termasuk sosok yang pendiam dan dikenal sangat cool, aku sangat menyukai pelajaran akidah yang diajarkan oleh yang terhormat Pak Murtadho Ya'qub, setiap pertanyaan yang dilontarkan beliau selalu bisa kujawab dengan benar dan baik menureut penilaian beliau, aku baru mengerti ketika mulai beranjak dewasa, bahwa pelajaran tentang moral dan akhlak adalah lebih penting dari apapun sebagai landasan generasi penerus untuk mengarungi samudera kehidupan yang tidak hanya hitam dan putih, karena penuh gejolak dan tantangan seiring kemajuan zaman dan gembar gembor globalisasi yang membawa masuk konsep-konsep asing yang belum tentu sesuai denga kepribadian bangsa, belia sangat berjasa dalam pembentukan moral dan akhlak anak didiknya dalam mata pelajaran yang dibawakannya. "kak" adalah panggilan yang akrab ditelinga kami, adalah panggilan untuk kami dalam mengawali setiap peelajaran beliau. di tingkat tsanawiyah boleh dibilang tidak terlalu mengecawakan karena mulai dari kelas satu sampai kelas dua aku selalu mendapat juara kelas, sementara di kelas tiga aku haru mengakui keunggulan seorang jenius, yang kukagumi, seorang teman sekaligus sainganku IMAM BAIHAQI anak ke dua belas dari dua belas saudara sosok luar biasa jenius, yang pantas untuk mendapat nomor satu di sekolah seorang teman yang kuhormati.
ketika di bangku sekolah menengah atas teknik, aku baru pertama kalinya jatuh cinta dengan seorang "si balqis" begitu aku menyebutnya seorang yang membuat aku terpaku berdiri hanya untuk melihat senyum di wajahnya. tolonya aku semua itu hanya kupendam dalam hati karena aku tak sanggup melontarkan peluru cinta, bubuk mesiu yang kurang dari cukup untuk melontarkan tiga kata membuatku semakin sakit dan terpuruk tak berdaya hanya menjadi pengagum rahasia, dan mencintai dia dalam hati, rasa takut juga menjadi faktor pendukung, kenapa aku hanya bisa diam sementara diluar sana seseorang yang lain banyak yang berusaha memburunya dengan segenap peralatan yang dimiliki masing-masing dari mereka. tapi akhirnya ku mengerti semua bahwa peluru yang berupa tiga kata tadi itu tadi tak cukup dilontarkan dengan satu kilo bubuk mesiu, butuh pemahaman yang mendalam dan kajian yang berkesinambungan.
ketika dibangku kuliah yaitu saat sekarang ini, aku merasakan kedamaian dan segala macam perasaan manusiawi yang umumnya dirasakn oleh manusia perasaan sedih, susah, duka, lara, tawa, gembira, hitam, putih, bercampur seiring dengan bertambahnya hari-hari yangkulalui dan lamanya diriku mengarungi pengalaman hidup yang masih terasa kurang bagiku, masih banayak pengalam dan ilmu yang harus kucari lagi tak perduli dari seantero dunia kucari dan akan kucari insya allah jika allah menghendaki dan keadaan tak memaksaku untuk berhenti, masih sangat jauh sekali pencapaian saya pada saat ini dari expectasi, untuk saat ini saya ingin mendalami sastra filsafat dan sejarah.
Saya adalah orang yang konservatif dan berpikiran cultural sentris, tapi tetap berhaluan maju dengan tetap memfilter dengan baik arus budaya baru, yang bertentangan dengan budaya lahiriah yang terpatri dalam diri, sebagai orang jawa yang kental dengan "jawanisme" dan semangat budaya adiluhung, yang semakin hari terkikis oleh budaya baru yang tidak karuan jluntrunganya.
Saya adalah orang yang konservatif dan berpikiran cultural sentris, tapi tetap berhaluan maju dengan tetap memfilter dengan baik arus budaya baru, yang bertentangan dengan budaya lahiriah yang terpatri dalam diri, sebagai orang jawa yang kental dengan "jawanisme" dan semangat budaya adiluhung, yang semakin hari terkikis oleh budaya baru yang tidak karuan jluntrunganya.
Dari Seorang Hamba Allah Yang tak pernah bisa sempurna
0 comments:
Posting Komentar