Bersikaplah

Bila kita baca kembali, kisah kisah abad lalu yang tertulis dalam serat, balada, syair, kakawin, atau bahkan kitab suci. banyak sekali tauladan tauladan yang dapat kita jadikan pertimbangan dalam melangkah, menapaki jalan cerita hidup yang sedang kita perankan.

Termasuk salah satunya adalah sikap, kemanapun kita mengarahkan sikap apakah itu kanan atau kiri semuanya akan menjadi jelas bila telah tentu sikap. Adipati karna misalnya, ia bersikap jelas yakni memihak kurawa yang telah memberinya keagungan dan kemasyuran meski ia harus memerangi saudaranya sendiri di medan perang baratayuda. Bisma berperang untuk hastina, membela tanah airnya meski ia harus melawan cucu cucunya sendiri. atau dalam kisah ramayana, Kumbakarna lebih membela tanah airnya alengka, meski ia pantang dengan angkara murka dan berseberangan dengan kakaknya sendiri, namun mereka semua menunjukkan sikap yang jelas, bukan abu abu.

orang yang mengaku netral telah menunjukkan ketidakmampuan dirinya dalam mengambil dan menetukan sikap. bisa saja saya mengatakan bahwa mulut mereka bercabang dan lebih condong mencari keuntungan dari kedua belah pihak.

Kita memang memainkan peran masing masing, tidak mungkin semua berperan jadi karna, atau bisma. Durna  mungkin saja orang yang benar benar mendapat hujatan yang kejam atas perilakunya dalam cerita pewayangan, namun orang yang tidak punya sikap ini lebih licin dari lidah sengkuni.

Maka selayaknya tidak patutlah orang yang tidak memiliki sikap (undemeanor) ini kita jadikan pegangan, ucapannya tidak bisa kita jadikan tauladan, dimana logikanya bila kita ikuti mereka sedangkan, mereka sendiri tidak bisa menentukan sikap, bagaimana mungkin bisa kita percaya sebagai penunjuk arah?.

Bersikaplah 2012-09-10T19:05:00+07:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Muta'ali