Dulu ada Pameo jawa yang sangat terkenal yang berbunyi "paribasane mangan tahu tempe.." kalimat itu butuh penjelasan lagi, untuk mengarah pada arti dan maksud yang sebenarnya yaitu menggambarkan bahwa tahu dan tempe menjadi identitas resmi masyarakat kalangan low-end dari sisi kebutuhan pokok sehari hari manusia yaitu, makan.
Namun kini pameo itu tidak berlaku lagi, di berita berita televisi, radio, koran, situs online, diberitakan harga kedelai impor meroket naik seiring dengan langkanya ketersediaan kedelai impor di pasaran, para pengrajin tahu dan tempe menjerit , sehingga secara otomatis harga tempe dan tahu kan ikut ikutan mahal. terus yang dulunya tiap hari konsumsi tahu dan tempe sekarang mungkin sedang berpikir keras memikirkan makanan alternatif apa yang murah yang sedianya bisa mengganti peran tahu dan tempe yang sekarang sedang naik kasta itu.
Mungkin kita bisa sedikit nostalgia dengan mbah mbah kita yang pernah mencicipi jaman pendudukan jepang, nah dari nostalgia itu kita akan menemukan aneka makanan alternatif yang kita tahu dari buku buku sejarahnya tentang peliknya masa pendudukan jepang, dari cerita cerita itu kita akan tahu makana makanan yang namanya benalu, bonggol pisang, iles iles dan lain lain.
Tiba tiba kerongkongan saya jadi kering membayangkan harga tempe sebatang Rp 10.000, trus harga tahu per potong Rp 1.000. tiba tiba seret tenggorokan gue... aahhh nggak bisa nglanjutin nulis lagi... arghhhhhh saya tidak mau makan iles iles....
0 comments:
Posting Komentar