 |
| Iyehehehehe |
Entah, kenapa begitu tidak nyaman dengan beberapa hal yang mungkin berasal dari musik, gerak gerik, tulisan, dan kisah yang dapat mengingatkan tentang record range antara tahun 2004-2007. terlambat menyadari bahwa tidak santai, tidak enjoy, dan menyedihkan adalah bagian dari behaviuor yang sudah terekam baik dalam otak besar.tipe perfeksionis yang serius dalam menyikapi berbagai macam hal, dan sangat pintar menduga duga mulai dari perihal kecil sampai yang besar. tidak menyadari konsekuensi kurang baik untuk perkembangan psikis kedewasaan dalam track hidup ke depan, meskipun disini ingin mengatakan sesuatu yang tidak menyukai dengan beberapa hal tentang masa "ITU" dan hanya ingin menyinggung tentang hal itu saja.menyangkut tentang sikap, dan ketidak alamian naluri yang dimiliki. kemudian terlambat mengerti bahwa sebaik-baiknya pribadi adalah pribadi yang menjadi diri sendiri.
tidak bahagia dari tahun ke tahun, dari waktu ke waktu dari setiap detik waktu yang tidak pernah dimiliki pada saat itu, merasa seperti someone stay alone who unfriend. tidak punya kehidupan sosial yang sama dimiliki oleh banyak orang pada masa mudanya, kebanyakan diantara mereka membacakan sajak puisi diatas kuda putih sambil menggenggam seumbruk kembang untuk kekasih mereka, atau berpetualang diatas roda dua, empat atau lima dengan kekasih mereka, atau melihat tiga,empat atau lima gelintir orang yang gedabrukan mendendangkan perkusi diatas podium, atau melihat beberapa potong sudut dunia berair, bergerumbul, dan berpantai, berdua dengan kekasih mereka, itu adalah contoh yang memaksa mengatakan sungguh tidak urgent! dan tak ingin dimiliki pada waktu itu, "dan, substansinya adalah iri dengan hal-hal tersebut yang tak dimiliki pada masa yang tepat?". namun pada akirnya meskipun ingin mengatakan "Iya" tapi ada hal yang dapat mengatakan "tidak", karena jiwa ini dulu tidak menjadi diri sendiri.
System yang tidak imbang, labil, meskipun perannya begitu kecil tapi pengaruhnya sangat besar dalam membentuk karakter ini. mulai dari negara sampai individu, tindakan tak bernorma dengan tidak ada rasa keadilan dan rasa hormat, pernah ada tokoh yang mengatakan bahwa pendekatan agama dapat mengatasi permasalahan ini, sayangnya pengaplikasiannya tidak cukup kuat untuk masuk kemudian menghalau perilaku benalu tersebut. akumulasi dari sikap ini mampu membentuk gugusan dengki, hasut, dendam, bertumpuk tumpuk yang dapat menggiring orang terlibat dalam kesesatan yang lebih jauh, dan faktanya terlihat sangat nyata namun tidak disadari bahwa awalnya bermuara dari pengejawantahan yang disebut KESENJANGAN.
0 comments:
Posting Komentar