Adalah salim kancil dan tosan dua warga penolak tambang pasir di desa selok awar-awar kecamatan pasirian kabupaten lumajang, berdasarkan laporan investigasi tim advokasi Tolak Tambang Pasir Lumajang, Salim Kancil 52 tahun disiksa hingga tewas dengan serangkaian tindakan kekejian yang dilakukan oleh sekitar 40 preman tambang, sementara tosan mengalamai luka yang sangat serius dan saati ini tengah kritis.
Berdasarkan hasil laporan investigasi yang dikeluarkan oleh gabungan tim advokasi terdiri dari Laskar Hijau, Walhi Jawa Timur, Kontras Surabaya, LBH Disabilitas mengungkap sebelum salim yg akrab disapa "Salim Kancil" tewas dipukul dengan batu dan balok kayu, sebelumnya sempat disetrum dan digergaji. Salim di seret oleh sekitar 40 an preman tambang yang menyerbu ke rumah salim yang pada saat itu tengah menggendong cucunya yang baru berusia 5 tahun.
"Mengetahui ada yang datang berbondong dan menunjukkan gelagat yang tidak baik Salim bergegas membawa cucunya masuk. Gerombolan tersebut langsung menangkap Salim dan mengikat dia dengan tali yang sudah disiapkan," tulis tim advokasi dalam rilis laporang yang dikeluarkan kemarin, senin (28/9).
Selanjutnya berdasar laporan tim investigasi, para preman kemudian mengeroyok Salim dan menyeret dia menuju ke Balai Desa Selok Awar-Awar yang berjarak 2 kilometer dari rumahnya. Sepanjang perjalanan menuju Balai Desa, para preman tambang ini terus menyiksa Salim dengan berbagai macam senjata yang mereka bawa, bahkan warga menyaksikan peristiwa ini namun mereka ketakutan dan tidak berani melakukan apa-apa.
Lebih lanjut lagi tulis tim advokasi "Di Balai Desa, tanpa mengindahkan bahwa masih ada banyak anak-anak yang sedang mengikuti pelajaran di PAUD, gerombolan ini menyeret Salim masuk dan terus menghajarnya,"
Di Balai desa, gerombolan preman tambang ini sudah menyiapkan berbagai alat untuk menyiksa Salim yaitu alat setrum yang kemudian dipakai untuk menyetrum Salim berkali-kali. Belum puas dengan aksinya para preman bayaran yang keji ini membawa gergaji yang kemudian dipakai untuk menggorok leher Salim. Namun, berbagai upaya mereka seperti tidak melemahkan Salim.
Lebih lanjut lagi menurut tim advokasi dalam keadaan balai desa yang masih ramai, gerombolan tersebut kemudian membawa Salim yang masih dalam keadaan terikat melewati jalan kampung menuju arah makam yang lebih sepi.
"Di tempat ini mereka kemudian mencoba lagi menyerang salim dengan berbagai senjata yang mereka bawa. Baru setelah gerombolan ini memakai batu untuk memukul, Salim ambruk ke tanah," tulis tim advokasi.
Masih belum puas dengan aksinya para preman keji ini kemudian memukulkan batu berkali kali ke kepala salim, hingga tewas di tempat ini dengan kondisi tertelungkup dengan kayu dan batu yang bertebaran.